Muhammad Dalam asuhan Muhammad di bawah Asuhan Halimah.
Kebiasaan bangsa Arab terhadap anak-anak dalam masa menyusui adalah menyerahkannya kepada wanita-wanita desa untuk disusui. Ini dilakukan agar mereka menjadi anak yang cerdas, karena berada di lingkungan yang sehat dan udaranya masih segar.
Wanita Bani Sa'ad terkenal sebagai pengasuh anak-anak kota. Halimah binti Sa'diyah datang ke rumah Aminah, agar dia mau menyerahkan Muhammad untuk disusuiny a. Aminah pun kemudian menyerahkan Muhammad kepada Halimah Sa'diyah, yang sebelumnya telah dia susui sendiri selama tiga hari.
Kasih sayang Halimah Sa'diyah kepada Muhammad sama dengan kasih sayang yang diberikan kepada anak-anaknya sendiri, bahkan Muhammad lebih dicintai.
Untuk menghilangkan rasa rindu Aminah kepada anaknya beliau sering berkunjung ke rumah Halimah Sa'diyah. Begitu Halimah Sa'diyah setiap kali berkunjung ke Makkah tak lupa membawa Muhammad.
Selama menjadi pengasuh Muhammad, kehidupan keluarga Halimah Sa'diyah bertambah baik, begitu juga kegembiraan anak-anaknya.
Setelah empat tahun dalam asuhan Halimah Sa'diyah, dengan berat hati, Muhammad dikembalikan ke pangkuan ibunya di kota Makkah.
Muhammad di bawah asuhan ibu dan kakeknya.
Setelah Halimah Sa'diyah mengembalikan Muhammad kepada ibunya, maka mulai saat itu Muhammad berada di tengah-tengah keluarga.
Ibunya langsung mendidik dan mengasuh Muhammad dengan kasih sayang.
Tatkala Muhammad berusia 6 tahun, ia dibawa oleh ibunya ke Yatsrib (Madinah) untuk berziarah ke kuburan ayahnya dan mengunjungi sanak saudaranya.
Dalam perjalanan ke Madinah itu, Ummu Aiman pembantu yang setia ikut serta. Setelah kembali ke Madinah, dalam perjalanan menuju Makkah, di sebuah desa yang bernama Abwa, tiba-tiba ibunya jatuh sakit. Kemudian mereka beristirahat beberapa hari di sana. Dengan kekuasaan Allah, akhirnya ibunya meninggal dunia dan dimakamkan di sana.
Kini Muhammad telah yatim piatu. Beberapa hari kemudian, setelah ibunya dimakamkan, Ummu Aiman dan Muhammad kembali ke Makkah. Sesampainya di Makkah, Ummu Aiman menceritakan peristiwa meninggalnya Aminah pada keluarga Abdul Muthalib. Kemudian Muhammad diserahkan kepada kakeknya.
Sebagai pembantu rumah tangga yang setia, Ummu Aiman tetap ikut mengasuh Muhammad sampai dewasa. Abdul Muthalib mengasuhnya dengan penuh kasih sayang.
Muhammad di bawah asuhan pamannya Abu Muthalib.
Abdul Muthalib, kakek Muhammad adalah seorang pemimpin di kota Makkah dan di kalangan suku Quraisy.
Tetapi sayang, kakeknya tidak lama mengasuh Muhammad. Kakeknya yang mulia itu meninggal saat Muhammad berusia 8 tahun.
Selanjutnya Muhammad diasuh oleh pamannya Abu Thalib dan mengambil alih tanggung jawab untuk mengasuh Muhammad. Abu Thalib sangat menyayangi Muhammad seperti anaknya sendiri dan Abu Thalib juga melindungi Muhammad dari ancaman orang-orang Quraisy Jahiliyah.
Pekerjaan Abu Thalib adalah berdagang ke Syam. la adalah orang yang sangat disegani dan dihormati di kalangan suku Quraisy.
Sifat-sifat Terpuji Muhammad pada Masa Kanak-kanak.
Berkat lindungan Allah SWT dan asuhan Halimah, Aminah ibunya, Abdul Muthalib kakeknya serta pamannya Abu Thalib dan bibinya Aminah binti Asad, tertanamlah sifat-sifat terpuji pada diri Muhammad.
Sejak kecil beliau selalu giat bekerja, sabar dalam menghadapi cobaan, jujur dalam perbuatan, sopan santun dan lemah lembut dalam perkataan.
Kehidupan Nabi Muhammad penuh dengan kesederhanaan, suka memaafkan kesalahan orang, murah hati terhadap sesama kawan, tidak sombong dan tidak gila hormat.
Dalam pergaulan, Nabi Muhammad tidak pernah menyakiti orang lain, segala perbuatannya selalu terpuji tidak pernah berbuat maksiat, apalagi menyembah berhala.
Allah melindungi dan menjaga kesucian beliau sebagai manusia yang akan memikul tugas suci yang besar di dunia.
Kejadian Luar Biasa
Pada suatu hari ketika Nabi Muhammad dan anak-anak Halimah sedang menggembala kambing, tiba-tiba datang dua Malaikat berbaju putih memegang Nabi Muhammad, lalu membaringkan dan membelah dada Nabi Muhammad, membuang sifat yang kotor dan menggantikan dengan sifat yang bersih. Setelah itu mereka meninggalkan Nabi Muhammad yang masih berbaring. Melihat peristiwa itu, anak-anak Halimah berlari memberi tahu ibunya.
Halimah dan suaminya datang menghampiri Nabi Muhammad, menanyakan peristiwa yang baru dialami, Nabi Muhammad menceritakan peritiwa tersebut dari awal sampai akhir pada mereka.
Setelah kejadian itu Halimah dan suaminya sangat khawatir akan keselamatan Nabi Muhammad. Karena kejadian itu, kemudian beliau dikembalikan pada ibunya, sambil menceritakan tentang kejadian yang pernah dialaminya. Setelah mendengar cerita Halimah, Aminah bertanya: "Apa kalian khawatir kalau-kalau diganggu setan?" Halimah menjawab: "Ya, benar". Aminah bertanya lagi: "Tidak demi Allah, setan tidak akan mengganggunya. Anak ini kelak akan menjadi manusia besar! Maukah kalian mendengar ceritanya?" Halimah menjawab: "Ya". Aminah segera melanjutkan.
Kebiasaan bangsa Arab terhadap anak-anak dalam masa menyusui adalah menyerahkannya kepada wanita-wanita desa untuk disusui. Ini dilakukan agar mereka menjadi anak yang cerdas, karena berada di lingkungan yang sehat dan udaranya masih segar.
Wanita Bani Sa'ad terkenal sebagai pengasuh anak-anak kota. Halimah binti Sa'diyah datang ke rumah Aminah, agar dia mau menyerahkan Muhammad untuk disusuiny a. Aminah pun kemudian menyerahkan Muhammad kepada Halimah Sa'diyah, yang sebelumnya telah dia susui sendiri selama tiga hari.
Kasih sayang Halimah Sa'diyah kepada Muhammad sama dengan kasih sayang yang diberikan kepada anak-anaknya sendiri, bahkan Muhammad lebih dicintai.
Untuk menghilangkan rasa rindu Aminah kepada anaknya beliau sering berkunjung ke rumah Halimah Sa'diyah. Begitu Halimah Sa'diyah setiap kali berkunjung ke Makkah tak lupa membawa Muhammad.
Selama menjadi pengasuh Muhammad, kehidupan keluarga Halimah Sa'diyah bertambah baik, begitu juga kegembiraan anak-anaknya.
Setelah empat tahun dalam asuhan Halimah Sa'diyah, dengan berat hati, Muhammad dikembalikan ke pangkuan ibunya di kota Makkah.
Muhammad di bawah asuhan ibu dan kakeknya.
Setelah Halimah Sa'diyah mengembalikan Muhammad kepada ibunya, maka mulai saat itu Muhammad berada di tengah-tengah keluarga.
Ibunya langsung mendidik dan mengasuh Muhammad dengan kasih sayang.
Tatkala Muhammad berusia 6 tahun, ia dibawa oleh ibunya ke Yatsrib (Madinah) untuk berziarah ke kuburan ayahnya dan mengunjungi sanak saudaranya.
Dalam perjalanan ke Madinah itu, Ummu Aiman pembantu yang setia ikut serta. Setelah kembali ke Madinah, dalam perjalanan menuju Makkah, di sebuah desa yang bernama Abwa, tiba-tiba ibunya jatuh sakit. Kemudian mereka beristirahat beberapa hari di sana. Dengan kekuasaan Allah, akhirnya ibunya meninggal dunia dan dimakamkan di sana.
Kini Muhammad telah yatim piatu. Beberapa hari kemudian, setelah ibunya dimakamkan, Ummu Aiman dan Muhammad kembali ke Makkah. Sesampainya di Makkah, Ummu Aiman menceritakan peristiwa meninggalnya Aminah pada keluarga Abdul Muthalib. Kemudian Muhammad diserahkan kepada kakeknya.
Sebagai pembantu rumah tangga yang setia, Ummu Aiman tetap ikut mengasuh Muhammad sampai dewasa. Abdul Muthalib mengasuhnya dengan penuh kasih sayang.
Muhammad di bawah asuhan pamannya Abu Muthalib.
Abdul Muthalib, kakek Muhammad adalah seorang pemimpin di kota Makkah dan di kalangan suku Quraisy.
Tetapi sayang, kakeknya tidak lama mengasuh Muhammad. Kakeknya yang mulia itu meninggal saat Muhammad berusia 8 tahun.
Selanjutnya Muhammad diasuh oleh pamannya Abu Thalib dan mengambil alih tanggung jawab untuk mengasuh Muhammad. Abu Thalib sangat menyayangi Muhammad seperti anaknya sendiri dan Abu Thalib juga melindungi Muhammad dari ancaman orang-orang Quraisy Jahiliyah.
Pekerjaan Abu Thalib adalah berdagang ke Syam. la adalah orang yang sangat disegani dan dihormati di kalangan suku Quraisy.
Sifat-sifat Terpuji Muhammad pada Masa Kanak-kanak.
Berkat lindungan Allah SWT dan asuhan Halimah, Aminah ibunya, Abdul Muthalib kakeknya serta pamannya Abu Thalib dan bibinya Aminah binti Asad, tertanamlah sifat-sifat terpuji pada diri Muhammad.
Sejak kecil beliau selalu giat bekerja, sabar dalam menghadapi cobaan, jujur dalam perbuatan, sopan santun dan lemah lembut dalam perkataan.
Kehidupan Nabi Muhammad penuh dengan kesederhanaan, suka memaafkan kesalahan orang, murah hati terhadap sesama kawan, tidak sombong dan tidak gila hormat.
Dalam pergaulan, Nabi Muhammad tidak pernah menyakiti orang lain, segala perbuatannya selalu terpuji tidak pernah berbuat maksiat, apalagi menyembah berhala.
Allah melindungi dan menjaga kesucian beliau sebagai manusia yang akan memikul tugas suci yang besar di dunia.
Kejadian Luar Biasa
Pada suatu hari ketika Nabi Muhammad dan anak-anak Halimah sedang menggembala kambing, tiba-tiba datang dua Malaikat berbaju putih memegang Nabi Muhammad, lalu membaringkan dan membelah dada Nabi Muhammad, membuang sifat yang kotor dan menggantikan dengan sifat yang bersih. Setelah itu mereka meninggalkan Nabi Muhammad yang masih berbaring. Melihat peristiwa itu, anak-anak Halimah berlari memberi tahu ibunya.
Halimah dan suaminya datang menghampiri Nabi Muhammad, menanyakan peristiwa yang baru dialami, Nabi Muhammad menceritakan peritiwa tersebut dari awal sampai akhir pada mereka.
Setelah kejadian itu Halimah dan suaminya sangat khawatir akan keselamatan Nabi Muhammad. Karena kejadian itu, kemudian beliau dikembalikan pada ibunya, sambil menceritakan tentang kejadian yang pernah dialaminya. Setelah mendengar cerita Halimah, Aminah bertanya: "Apa kalian khawatir kalau-kalau diganggu setan?" Halimah menjawab: "Ya, benar". Aminah bertanya lagi: "Tidak demi Allah, setan tidak akan mengganggunya. Anak ini kelak akan menjadi manusia besar! Maukah kalian mendengar ceritanya?" Halimah menjawab: "Ya". Aminah segera melanjutkan.
0 komentar:
Posting Komentar